Thursday, June 11, 2009

Kitalah yang Paling Berhak Atas Hati Kita

Bbrp peristiwa yg kualami belakangan ini cukup membuatku ‘lelah’. Mulai dari masalah kerjaan yg sempat brantakan nggak karuan sampai hablumminannasnya yg juga bikin capek. Tentunya smua itu brkenaan dg bahasa hati yg jika didzohirkan menjadi mood. Sayangnya, banyak org cerdas mengelola ketajaman fikirnya tapi tdk diimbangi dengan kecerdasan mengelola hatinya. Banyak hal yg sering luput dari pemikiran manusia, padahal ujung2nya ke hati jg.


Sebetulnya, kita bisa mendesain perasaan kita sebelum kita mendzohirkannya dalam produk mood. Laksana mengadakan suatu kegiatan yg sudah dischedulle dalam bentuk proposal kegiatan, kita pun bisa membuat desain perasaan kita untuk satu hari mendatang, seminggu, sebulan, atau setahun mendatang. Bahkan seumur hidup kita pun bisa. Caranya cuma satu, membuat hati kita bermain cantik dg aturan2 yg sudah ada dalam perikehidupan ini utk kemudian menskenarionya dg detail. Perhatikan letak2 di mana ia akan patah ataupun berbunga2.. meskipun tak satupun dari kita mampu memperkirakan letaknya dg pasti, namun ALLAH sdh memberi banyak clue dalam surat cintaNYA. Antisipasi buat hati pun bisa dipersiapkan sejak dini. Memang semuanya sudah skenario ALLAH dan itu ketentuan yg baku. Cuma masih ada yg tdk baku.. yakni fit back dari hati kita.

Buat sebagian org yg tampak emosional (mgkn juga saya), hati yg ibarat raja ini dimuliakan dg memberi segala apa yg hatinya mau sampai puas. Dipenuhi sgala hajatnya dg cara yg variatif. Ada yg mulus alias datar2 aja atau bahkan sampai menyenggol hati2 yg lain di sekitar kita. Mending kalo cuma nyenggol kalo sampai nabrak trus patah segala gimana coba?

Siapapun ingin memuliakan hatinya masing2 dan pastinya ingin melindungi hatinya dari kerusakan2 kecil apalagi besar. Mulai dari luka yg kecil hingga patahnya.. semua sama2 menyakitkan. Tak jarang pula sampai ada kata traumatis segala.
Lantas, pernahkah kita tanya pada hati kita masing2.. sesungguhnya hati kita ini ingin dimuliakan dg cara yg mana? Apakah dg menjadikannya puas dg nafsu2 belaka? Jadi retoris kan?

Mungkin hati kita rindu pada jiwa2 yg bisa mendamaikannya.. dg lisan Qur’ani, orientasi Rabbani.. atau mungkin hati kita rindu diimbangi dg fikriyah yg hebat.. mungkin pula hati kita terlalu sibuk diajak ‘marathon’ oleh si empunya hati dalam rangka mengejar wanita, harta, tahta. (duh, gusti.. mg2 ga da yg sakit ati). Imbasnya, jelas kemampuan hati kita dalam merasakan jadi jauh berkurang. Harusnya senang melihat kebahagiaan org lain, ini malah dengki. Harusnya bersyukur masih diperhatikanNYA dg ujian, ini malah merutuk. Harusnya begini, ternyata malah begitu..


Hati yg membuat kita menjadi memesona dan hati pulalah yg membuat kita menjadi terhinakan. Tatkala hati telah menjadi raja dan dimuliakan dg cara2 yg tdk sepantasnya maka ia ibarat raja yg lalim. Dan raga yg dipimpinnya seperti rakyat dungu yg hanya menurut tanpa kehendak. Dan sebaliknya.. jika kita memuliakan hati kita dg cara2 yg lebih beretika (utk hati kita) insyaALLAH pancarannya akan terasa layaknya atsar ibadah kita dalam keseharian kita.. ALLAHU’alam bishowab

Monday, June 8, 2009

Jika yang Kita Sampaikan adalah Benar-benar Kebenaran, maka Sampaikanlah dengan Cara yang Benar..

Beberapa teman bilang tdk masalah kita ikut dalam kebiasaan 'mereka' jika dg itu dapat mendekatkan diri dg objek dakwah kita...
tapi menurut saya.. tunggu dulu ni.. kebiasaan macam apa dulu yg kita ikuti?
Menyenangkan objek dakwah dg nonton film bareng mpe larut malem,, atau bahkan malah nemenin nonton konser musik,, kongkow2 mpe hampir tengah malem?! hm.. ahsan ga ya... masih berkah ga tu.. apa ALLAH ga marah pula ya..
bukan gaya hidup kita bgt di masa lalu kan?

Hhh.. luar biasa.. jgn2 asholah itu sudah hampir menguap.
Hati2 saudaraku, bahkan ini juga pesan untukku agar berhati2.
Syaitan tdk akan pernah lelah dan bosan untuk membuat kita terpeleset dan menikmati keterplesetan kita itu. Mrka pun tak akan pernah kan berhenti sampai mereka menertawakan kebodohan kita yg dengan bangganya masuk ke dalam perangkapnya.

mungkin memang idealisme kita tidak sebagus dulu. kita juga tak lagi perfeksionis dalam berbagai hal yg menyangkut kaidah syar'iyah kita.. ntah knapa ya.. mgkn karna skrg kita sudah tercemplung dalam lingkungan yg heterogen kali.. jadi malah banyak yg menyamarkan identitas begini deh.. padahal harusnya kita bangga lho dg ghiroh keIslaman kita.

Bukannya kita masih sgt berharap bahwa perubahan ini bermula dari kita..
brarti sudah sepantasnya bukanlah kita yg berubah mjadi lebih 'lumer' kan?
Mencairlah.. tapi jangan sampai lebur..
Jangan sampai kita merusak niatan awal.. awalnya ingin mewarnai,, eh.. akhirnya malah terwarnai..
Insya ALLAH kemenangan itu janji yg nyata kok, sama sekali ga utopis.
Jadi, kita ga usah mencari2 kebenaran dari cara berdakwah yg terlampau kreatif (ikhtilat lewat, khalwat sikat). Afwan minkum, Jazakumullohu Khoiron Katsiiron..:)

Allahu'alam bishowab.. (Smoga diksi Santi ini ga banyak yg salah ya mas.. mba..)
ttp saling mengingatkan ya...

Tuesday, June 2, 2009

Hm.. Mungkin Aku yang Terlalu Mencintainya..

adakah yg salah denganku, saudaraku?
salahkah aku jika aku terlalu membawa perasaanku terlampau jauh dalam dakwah ini?
tak bolehkah aku mencintai dakwah ini sedemikian dalam?

jalan ini adalah jalan yang kupilih sejak hijrahku. ia pun telah mengalir dalam dan sangat pekat di dalam aliran darahku. aku tak bisa hidup tanpanya. aku tak bisa terlalu lama jauh darinya. aku selalu merindukan nikmatnya dalam kesendirianku. aku selalu membayangkan pesonanya dalam memoriku. aku pun menginginkan kembali berpayah-payah bersamanya. hingga akhirnya mengulangi keindahan itu dalam dimensiku..

hati ini tak mampu untuk tidak mencintainya lagi. fikirku pun tak mampu untuk tidak mengingatnya lagi.
semakin keras aku berusaha untuk menyingkirkan azzamnya dari hidupku, aku semakin merasa tak bernilai. dan aku semakin takut ketika Rabbku pun enggan menilaiku lagi..

Saudaraku, memang dakwah ini belum menang.. bahkan mungkin mendekati kemenangan pun belum.. aroma kemenangan itu pun telah hilang ntah kemana..
tidakkah kau ingin mencari di mana sebab2 kemenangan itu datang?
tidakkah kau ingin menjadi salah satu penyebab kemenangan itu..?
sehingga saat kemenangan itu datang kau pun dapat bertakbir dengan penuh kemenangan bersama para pejuang yang lainnya pula?

itulah keindahan hakiki.. keindahan mencintai.. keindahan berproses..
marilah bergabung bersamaku untuk memulai keindahan itu, saudaraku..
ALLAHu'alam bishowab..