Masih tentang mimpi yang dulu!
Mimpi yang bahkan belum sempat aku menyelesaikan mensketsanya....Impian kanak-kanak yang masih sangat melekat erat dalam ingatanku
Tumbuh menjadi seorang wanita pekerja yang luar biasa sibuknya
Sosok mandiri dan serba bisa tanpa perlu berkata "tolong..." untuk menyelesaikan segalanya
Sayangnya....
Meski itu hanya mimpi tetap saja melelahkan. Sangat melelahkan!
Ada yang membisikkan petuah singkat di telingaku... Pelan, namun sangat membekas:
"Itu bukan fitrah kamu sebagai wanita.. Bagaimana pun kamu butuh kehadiran orang lain untuk melengkapi hidupmu dan memenuhi kebutuhanmu. Kamu butuh kehadiran manusia lain untuk kau cintai dan mencintaimu..."
Memang benar,
Hidup tak pernah mengenal siaran tunda. Buktinya pesan itu tak berulang.
Ditunggu pun tak kunjung datang...
***
Ternyata hidupku justru dimulai dari situ, dari sepenggal mimpi yang belum sempat kulanjutkan dan kutentukan endingnya. Mimpi yang untuk sebagian orang mengejarnya mati-matian, namun tidak denganku...
Aku justru menolak mimpi itu habis-habisan.
Dan aku bangga denganku sekarang, bukan sebagai Sang Pengejar mimpi, melainkan sebagai Sang Penolak mimpi...
Karena mimpi itu akan lebih baik jika tak bertemu denganku pada muaranya..
***
Dan monolog itu kembali dimulai
"Kejarlah dan berdoalah.. Agar dia lekas menemukanmu.."
"Siapakah dia?"
"Dia adalah laki-laki yang juga sedang mati-matian menolak mimpinya untuk memiliki pendamping hidup seorang wanita karir...."
*utkmu... wanita yg sdg berusaha utk menjadi seorang wanita karir, dan bukan wanita pekerja...*