Kembali ke tanah basah tempat kaki-kaki kecilku pernah mencetak tapaknya pada memori yang sudah lewat
Riang sekali... Menghitung lumut yang terserak pada dinding-dinding batu yang telah usang
Menghabiskan masa kecil tanpa sisa senang yang terlewatkan
Hingga pada suatu sore Aku melihatmu, yang menginspirasi hidupku sebelum masa dewasaku hadir
Sebetulnya Aku tidak ingin kembali lagi ke sini
Karena hanya akan mengembalikan getaran adrenalinku saat membayangkan manisnya perhatianmu dulu
Saat dulu.. Kanak-kanak kita menghabiskan sore bersama
Denganmu dan yang lain juga...
Melihat ujung hijau beradu harmoni dengan birunya langit fajar
Seolah Aku hendak kembali mengetuk pintu rumahmu
Untuk kemudian membiarkan hatiku jatuh cinta lagi
Bermain cinta monyet seperti belasan tahun yang lalu... Bersamamu...
Sayangnya...
Maksud kedatanganku kali ini bukan untuk itu
Bukan, sama sekali bukan untuk itu
Karena, bagaimanapun Aku sadar bahwa semua sudah berbeda
Kita terpisah terlalu lama melewati ribuan petang yang semakin sirna
Rasa yang dulu sempat meramaikan masa kecil kita pun sudah terhapus oleh maraknya cita-cita yang menyesaki impian kita..
Saat kumelihatmu dalam balutan kedewasaan...
Ada yang masih mendesir di sini, dalam hati kecil ini..
Bahwa ternyata kau sudah tumbuh dengan amat baiknya melewati masa kritis remajamu
Kau hebat tapi semua sudah lewat
Tapi Aku yakin Aku bukannya pulang terlambat.... Bukannya pulang terlambat...
Begitulah skenarioNya..
Yang mempertemukan dan memisahkan kita untuk tujuan mulia
Maka, ijinkanlah Aku melihatmu lagi sekarang, sesaat sebelum janji suci itu kau lafalkan, untuknya...
Yang mempertemukan dan memisahkan kita untuk tujuan mulia
Maka, ijinkanlah Aku melihatmu lagi sekarang, sesaat sebelum janji suci itu kau lafalkan, untuknya...