Thursday, April 15, 2010

Ketika Akhirnya Kita Menjadi Takdir Itu Sendiri...


Mungkin suatu waktu kita pernah bermimpi untuk menjadi seorang yang begini dan begitu. Bahagia karena hal ini dan itu. Tertawa dan menangis hanya karena hal-hal khusus yang kita sekat sendiri keberadaannya. Yah.. Pada dasarnya Allah memang telah menciptakan terlalu banyak ruang untuk kita bisa tertawa, tersenyum, marah, bahkan sampai menangis sekalipun. Hanya seringnya, kitalah yang dengan ilmu tak seberapa ini mulai menyekati dan membatasi area bahagia dan lahan tertawa kita menjadi lebih sempit dan sesak. Sementara di sisi lain, tanpa kita sadari justru kita sedang melebarkan ruang menangis kita, jalan kesedihan kita, dan kekuatan marah kita.

Siapapun pasti mempunyai takdir, yang tentunya jelas berbeda antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Setiap takdir pasti mempunyai kompleksitas yang berbeda-beda. Hanya saja kekomplitan dari paket Allah yang bernama takdir ini sudah dijamin kelengkapannya. Ada presentase kebahagiaan yang sangat besar dan mendominasi di sana. Semua hal yang telah menjadi takdirNya memang pada hakikatnya adalah takdir bahagia. Dan tidak ada kata lain selain bahagia itu sendiri.

Berbicara masalah takdir, jujur Saya sering penasaran dengan apa yang akan Saya alami di waktu mendatang. Yah.. sering penasaran saja tentang apa yang Dia takdirkan untuk hidup Saya selanjutnya. Misalkan 5 tahun lagi.... Saya sering membayangkan akan jadi apa Saya 5 tahun mendatang (jika masih diberi hidup olehNya). Sudah menikahkah saya, akan menjadi ibu seperti apa nantinya untuk anak-anak Saya, dan sebagainya. Mungkin anda pun demikian. Sering membayangkan takdirNya akan mengenai anda seperti apa untuk masa mendatang nanti. Menurut Saya hal ini sah-sah saja selama kita tidak panjang angan-angan. Cukup dibayangkan memakai skala "kira-kira", tak perlu menggunakan preposisi "seandainya" dan verbal pemancing angan-angan lainnya.

Apapun yang sempat kita bayangkan dan perkirakan tentang diri kita sekarang di masa yang lalu, pada dasarnya inilah takdir kita. Pada apa yang telah mengenai hidup kita secara langsung di saat ini. Saat kita telah menjadi lakon utama dalam takdir kita sendiri. Dan kembali pada pembuka tulisan ini, Dia inginkan kita bahagia dalam presentase besar dalam takdirNya. Bahagia yang lahir dari rasa kesyukuran akan keputusanNya yang terbaik dan datang pada waktu yang baik. KetentuanNya yang paling tepat pada saat yang sangat indah pula. Dan tentunya kita dapat melihat semua keindahan takdirNya dengan hati yang tak pernah lelah untuk bersyukur atas segala pemberian dan nikmatNya.. yang terangkai dalam satu paket istimewa untuk kita... TAKDIR. Dan kita akan yakin sesuatu itu takdir kita manakala kita telah menjadi takdir itu sendiri.
Allahu'alam bi showab.

1 comment: