Tuesday, September 8, 2009

siapa takut jatuh cinta..

Membaca judulnya dah bisa dibayangkan kan kalimat apa yg selanjutnya akan saya tulis?
saya menulis (lagi2) dg kata cinta bukannya karna saya lagi jatuh cinta.. tapi ini esp buat tmn2 yg lagi kena wabah 'merah jambu' yg belakangan semakin menjamur. kalo org jawa bilangnya witing tresno jalaran soko kulino. tapi kalo zaman skrg lebih canggih. cinta bisa datang hanya dalam waktu sekejap. first sight atau apalah namanya. pokoknya saat ada 'dia' terasa ada desir hangat dalam hati.. hm.. sebegitunyakah?

Cinta adalah fitrah kita sebagai manusia. Kita pun lahir dan tumbuh karena cinta. Kita menjadi ada seperti sekarang pun tak lepas dari apa yg namanya cinta. Luar biasa bukan?

Banyak manusia di muka bumi ini yg sgt mengagungkan cinta, bahkan sampai mndewakannya. tak bisa hidup tanpanya, rela mati karnanya... Namun sgt sedikit skali org yg bisa memanajemen cintanya. Org spt ini biasanya lebih muda dikendalikan oleh nafsunya drpd mengendalikannya. Mudah mengumbar kata cinta utk sejenak kemudian menyatakan tdk mencintainya lagi. Padahal, menurut Saya pribadi (mhn maaf bila ada yg tdk berkenan), cinta adalah perkara hati yg sgt sulit (utk) dilisankan. bukan spt bualan yg amat mudah diumbar sana-sini. Kagum sdkt lgsg bilang cinta, tertarik dikit lgsg tembak, hhh... ternyata nilai cinta itu sdh sdemikian dimarjinalkan.

Dalam keseharian kita, kedudukan cinta amatlah penting. Tahapan pertama, adalah bagaimana kita bisa mencintai apa yg kita lakukan. Yg namanya cinta, pasti ada ketulusan di sana. Sudah sepantasnya tdk ada keluhan lagi terlontar dari mulut kita saat kita sudah mencintai aktivitas harian kita dg sepenuh hati. Syuro' ba'da subuh adalah sesuatu yg sempat menjadi 'cinta' Saya sewaktu masih ADK dulu (hehe.. afwan meski srg telat juga). Atau tatsqif rutin setiap Selasa dan Jum'at pagi yg selalu Saya rindukan (sampai sekarang). Semua ada guratan2nya dalam setiap relung2 kehidupan ini. Semua cinta dari MR, teman2, binaan2.. yg telah membuat Saya hidup dalam diorama cinta yg (semoga) kisahnya tak kan pernah putus.

Tahapan selanjutnya, kita harus mampu menempatkan cinta kita dalam koridor yg tepat. Saya sering diajarkan oleh senior2 Saya dahulu, bahwa dalam dakwah kita perlu menyertakan cinta di dalamnya. Pada awalnya Saya sgt mengilhami makna cinta dalam dakwah yg beliau2 maksudkan. Saya berusaha mencintai amanah2 & Objek dakwah Saya dg sepenuh hati. Tapi, semakin lama.. Saya merasa ada penyalahartian dalam makna 'cinta dalam dakwah' menjadi 'cinta di antara aktivis dakwah' ya? Hm.. tapi utk yg ini Saya tdk akan panjang berkomentar.. Silahkan dilanjutkan sendiri.

Buat Saya, cinta ibarat bunga. Utk dapat tumbuh subur, bunga butuh media tanam yg baik. Akan lebih baik lagi jika kita memiliki pot yg cantik agar bunga itu semakin tampak keindahannya. Media tanam utk cinta bisa kita dapatkan dari kondisi hati yg tdk gersang & tandus dalam memahami makna cinta yg seharusnya. Dan pot itu adalah wadah cinta itu sendiri agar dapat tumbuh dg indah..
Bisa dibandingkan.. jika sedari awal kita sudah memiliki 'pot cantik' itu dalam jalinan pernikahan yg berbalut ridhoNYA. Kita pun sudah mentarbiyah hati2 kita dg amalan2 hati sehingga ia pun layaknya tanah subur yg menyuburkan. Maka, bunga2 cinta itu pun akan tumbuh dengan sendirinya dan sangat indahnya..
daripada.. kita sudah memiliki bunga itu dan kemudian baru menanamnya di hati yg mungkin sdh tidak subur lagi (karna sudah kotor sebelumnya). diletakkan pula di pot yg belum tentu indah ( karna ALLAH belum tentu ridho dg caraNYA). Pilih mana?

Subhanallah.. ALLAH menganugrahkan 2 jalan kepada kita utk cinta ini.. atau mungkin ada jalan yg ketiga? :)

(esp 4 someone.. tx 2 inspiring me..)

No comments:

Post a Comment