Sunday, October 11, 2009

Belajar Mencintai dengan Rasa Cinta.....


Mungkin kita sudah tidak ingat lagi telah berapa kali kita mengucapkan kata 'cinta' pada lawan bicara kita, dalam hal ini bisa kepada kedua orang tua, adik, kakak, istri atau suami kita, bahkan kepada saudara-saudara seiman kita. Pun ketika kita mencoba menghitung kembali telah berapa kali kita diberi ucapan cinta mungkin kita tidak kan mampu menyebutkan jumlah yang tepat atau bahkan mendekati tepat pun tidak.Jika dari usia anak-anak kita sudah dididik dan dibesarkan dengan kata cinta, tentunya kita tidak mampu telah berapa ratus kali kata itu melintas dalam saluran pendengaran dan pengucapan kita. Lain halnya ketika kita dibesarkan dalam keluarga yang minim dari cinta, pastilah kata itu menjadi sangat sulit dilisankan karna memang tidak terbiasa (yang ini sudah terbukti lho..). Namun apalah itu, buat Saya cinta adalah perkara yang (mungkin sulit) namun masih dapat dipelajari meski butuh waktu cukup lama.

Mencintai bagi sebagian orang bukanlah hal yang sulit. Sayangnya, menghilangkan perasaan cinta yang tak lama kemudian berujung pada kebencian pun juga menjadi hal yang mudah pada masa sekarang ini. Kalau menurut Saya ada proses mencintai dan dicintai yang salah di sini. Cinta yang seharusnya itu menjadi sesuatu yang indah sekarang menjadi alasan yang sah dan legal dalam menghilangkan nyawa seseorang. Bukankah itu sungguh kontradiktif? Banyak orang bisa tenggelam dalam euforia mencintai dan dicintai, namun hanya sedikit orang yang bisa larut dalam rasa cinta yang sesungguhnya. Ironis.

Rasa cinta itu fitrah..
Rasa cinta murni dari Tuhan kita..
dan kemurnian itu hanya bisa dijaga dengan proses penjagaan yang benar dan Ia ridho terhadapnya
Manakala cinta telah dianggap menjadi sesuatu yang tidak murni lagi dengan penyusupan hawa nafsu dan ego pribadi maka cinta akan kehilangan makna yang sesungguhnya.
Maka, sudah sepatutnya bagi diri dan jiwa kita untuk merefleksi rasa cinta yang telah kita terima dan beri kepada sesama kita selama ini. Apakah Tuhan kita ridho dengan cara kita mencintai dan dicintai? Allahu'alam...
Pertanyaan retoris yang hanya mampu dijawab jujur jika kita belum mematikan hati dan telinga kita dari kebenaran. Dan pada akhirnya proses ini memang membutuhkan pembelajaran yang panjang hingga kita benar-benar dapat mencintai dengan sebenar-benarnya rasa cinta, bukan nafsu ataupun karna kebiasaan semata..

No comments:

Post a Comment